PERIODE-PERIODE
SEJARAH FISIKA
Periode-periode sejarah fisika dibagi atas empat, yaitu:
1. Periode
Pertama
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode
pertama ini dikumpulkan
berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik.
Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang
sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya :
Ø 2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender
Mesir dengan 1 tahun =
365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang.
Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam,
pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat, pengukuran,
koin (mata uang).
Ø 600 SM – 530 M: Perkembangan
ilmu dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika.
Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain
fisik Physical Science, sudah ada
Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai
tradisi “Fisika Matematika” untuk
menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai
sekarang.
Ø 530 M – 1450 M: Mundurnya
tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam
bidang Astronomi ada “Almagest”
karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi
berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles
berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus
menerus; kemagnetan berkembang ;
Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy).
Ø
1450 M-1550: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang
menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang
sistematis .
2.
Periode
Kedua
Dimulai dari tahun 1550an
sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai
pencetus metode saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain: Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori
baru pada gerak planet. Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika
menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange. Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter. Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya. Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange. Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter. Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya. Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.
3.
Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800an
sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika
Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan
formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih
terpakai sampai saat ini. Dalam
Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam
Fisika Kuantum),
Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika. Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori
kinetik gas, penjalaran panas dan
lain-lain. Dalam Listrik-Magnet
diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain. Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip
interferensi, difraksi dan lain-lain.
4.
Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19
ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal
ini menuntut pengembangan konsep
fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam
periode ini
dikembangkan
teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau/dan yang berkaitan
dengan partikel yang sangat kecil
(teori kuantum). Teori
Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya
adalah kesetaraan massa dan energi
E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel. Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan
kemudian dikembangkan oleh Schroedinger,
Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam
pengembangan ilmu dan teknologi.
Karakteristik Perkembangan Fisika
Jacoub (1968) membagi perkembangan fisika menjadi lima
periode, dimana setiap periode mempunyai karakteristik sendiri-sendiri.
sedangkan Periode fisika modern dibagi menjadi dua bagian lagi yaitu masa
1900-1925 dan masa 1925-sekarang.
Ø Perioda I (antara zaman purbakala s.d 1550).
Karakteristik umum dari periode I ini
adalah belum adanya eksperimen yang sistematis dan kebebasan dalam mengadakan
percobaan. Hasil-hasil yang diperoleh pada masa ini tidak memuaskan, sehingga
perkembangan ilmu pengetahuan dalam teori fisika tidak mungkin diadakan karena
banyak keterangan-keterangan yang bersifat spekulasi dan metafisika (gaib dan
sulap).
Ø Periode II (antara 1550 s.d 1800)
Banyak sekali dasara-dasar perkembangan
ilmu yang dikembangkan oleh ilmuwan, diantaranya Galileo Galilei, Newton, Huygens, boyle. Periode ini dikenal dengan
periode perkembangan ilmu fisika yang berdasarkan metode eksperimen yang dapat
dipertanggungjawabkan, diakui dan dapat diterima sebagai persoalan yang ilmiah.
Periode ini berintisari pada pekerjaan klasik Galileo yang hampir dua abad
lebih memerlukan waktu untuk mengatasi dogma dan intoleransi kaum gereja.
Ø Periode III (antara1800 s.d 1900)
Karakteristik perkembangan fisika klasik
yang meletakkan dasar fisika kuantum . Eksperimen-eksperimen dari Rumford dan Joule telah memberi dasar teori kinetik panas yang dikenal
sekarang. Kemajuan dalam periode III ini demikian pesatnya, sehingga pada tahun
1880 tidak sedikit ahli fisika yang percaya bahwa hukum-hukum fisika yang
terpenting telah ditemukan. Konsentrasi mereka beralih pada persoalan metode
pengukuran yang lebih teliti. Padahal justru pada periode inilah Fisika berada
diambang pintu pendapat-pendapat yang menakjubkan yang tidak terpikir
sebelumnya. Penelitian di bidang fisika diarahkan untuk membantu produksi
manusia dan aplikasi fisika dalam kehidupan sehari-hari serta industri.
Ø Periode IV (antara 1900 s.d 1925)
Dimulai pada tahun 1887 dengan penemuan
efek fotolistrik. Dalam waktu 10 tahun dari periode ini telah ditemukan dengan
cepat secara berturut-turut: sinar X (1895), Radioaktivitas (1896), dan
elektron (1900). Dapat dikatakan bahwa tahun 1900-1925, teori kuantum yang
timbul itu masih dihubung-hubungkan dengan teori klasik semi modern, karena itu
perkembangannya kurang pesat. Periode ini disebut teori kuantum mekanika lama (the
old quantum mechanics). Karakteristik dari periode ini adalah adanya
fenomena mikroskopis, yaitu fenomena yang tidak dapat dilihat langsung, seperti
elektron, neutron dan lain-lain. Fisika klasik tidak bisa menjawab tantangan
fenomena ini, maka ahli fisika mencari ilmu dan model-model baru lagi.
Ø Periode V (antara 1925 s.d sekarang)
Teori baru itu timbul menurut uraian
teoritis dari de Broglie, Heissenbergh, dan Shrodinger serta
percobaan-percobaan Davisson dan Germer serta Thompson. Teori baru ini dikenal
dengan teori kuantum mekanika baru (the new quantum mechanics), yaitu
mekanika gelombang Schrodinger dan mekanika matriks Heissenbergh yang besar
sekali pengaruhnya, seperti pendapat Newton 2 setengah abad sebelumnya. Tahun
1926 Schrodinger dan Eckart berhasil menurunkan bahwa mekanika matriks =
mekanika gelombang. Ada lagi yang dikemukakan oleh Dirac yang lebih umum
(gabungan kedua nya), dinamakan simbolic method, sangat abstrak, agak sukar
dimengerti, yaitu relativistic quantum mechanics. Banyak penemuan yang
dihasilkan dalam periode ini.
Fisika Pada Zaman Purbakala 1550 M
Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός
(physikos), “alamiah”, dan φύσις (physis), “Alam”) adalah sains
atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam
yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisikawan
mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai
dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel)
hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Beberapa
sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem
materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering
disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut
sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam lainnya (biologi,
kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang
mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat
kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul
yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika
kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika. Fisika juga berkaitan erat dengan
matematika.
Teori fisika banyak
dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih
rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan
antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia
material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak
selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu
tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan
matematika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi
teori-teori fisika.
Sejak jaman purbakala,
orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak
ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang
berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk
Bumi dan sifat dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan.
Perkembangan sejarah fisika pada zaman yunani
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban
Yunani. Perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman
kontemporer. Berikut ini merupakan periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan
sejak zaman pra-Yunani Kuno sampai dengan zaman Kontemporer.
a) Zaman Pra Yunani Kuno
Periode ini berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun SM,
disebut juga zaman batu, karena pada masa itu manusia masih menggunakan batu
sebagai peralatan. Selanjutnya pada abad ke 15 sampai 6 SM, manusia telah
menemukan besi, tembaga dan perak untuk berbagai peralatan, yang pertama kali
digunakan di Irak. Pada abad ke 6 SM di Yunani lahirlah filsafat, disebut the
greek miracle. Beberapa faktor yang mendahului lahirnya filsafat di Yunani,
yaitu:
·
Mitologi bangsa Yunani
·
Kesusastraan Yunani
·
Pengaruh ilmu
pengetahuan pada waktu itu sudah sampai di Timur Kuno.
Tokoh-tokoh Zaman Pra Yunani Kuno :
Ø Pythagoras
Adalah seorang filsuf yang juga seorang
ahli ukur namun lebih dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan
aritmatik.
Ø Herakleitos
Berpendapat bahwa dalam dunia alamiah
tidak ada sesuatu pun yang tetap dan tidak ada sesuatu pun yang dianggap
definit atau sempurna.
Ø Parmenides
Merupakan seorang filsuf yang pertama kali
mempraktekkan cabang filsafat yang disebut metafisika. Pendapat Parmenides yang
terkenal yaitu, ”yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates
Dalam sejarah umat manusia, Socrates
merupakan contoh istimewa selaku filsuf yang jujur serta berani. socrates
menciptakan metode Ilmu Kebidanan yang dikenal dengan Maicutike Telehne, yaitu
suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø Democritus
Democritus dikenal sebagai bapak atom
pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya
terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi.
Ø Plato
Plato adalah filsuf yang pertama kali
membangkitkan persoalan being (hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming
(hal menjadi).
Ø Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato yang
meneruskan dan sekaligus menolak pandangan Plato. Ajaran Aristoteles dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga bidang yaitu metafisika, logika dan biologi.
b) Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno merupakan awal kebangkitan filsafat secara umum, karena
menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan
terhadap mitologi atau tahyul yang irasional. Selanjutnya, pada waktu Athena
dipimpin oleh Perikles kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan
baik. Terakhir Zaman Hellenisme, disebut sebagai zaman keemasan kebudayaan
Yunani. Tokoh yang berjasa adalah Iskandar Agung (356 – 323 SM) dari Macedonia,
salah seorang murid Aristoteles.
c) Zaman Pertengahan
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwannya hampir semua adalah para teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi
ilmu pada masa itu adalah ancilla theologia atau abdi agama. Tokoh-tokoh yang
berpengaruh :
Ø Khalifah Al-makmur, Mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom).
Ø Al-Khawarizmi, Menyusun buku aljabar
dan aritmatika.
Ø Omar Khayam, Menemukan pemecahan persamaan pangkat
tiga berdasarkan planemetri.
Ø Ibnu Sina, Menulis buku-buku kedokteran (Al-qanum).
Ø Rhazas, Mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran
yang berjudul Contenens.
Ø Al-Idris, Membuat 70 peta dari daerah yang dikenal
pada masa itu.
Ø Jamal Al-Din, Mendirikan
observatorium Ikhtiar Al-Din yang merancang pembangunan istana raja di laut
utara.
d) Zaman Renaissance
Renaissance berarti lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali
sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini menjadi indikator
bangkitnya kembali independensi rasionalitas manusia, karena sudah tercatat
banyaknya penemuan spektakuler.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada zaman ini :
Ø Roger Bacon, Berpendapat bahwa pengalaman merupakan
landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan.
Ø Copernicus, Berpendapat bahwa bumi dan planet
semuanya mengelilingi matahari sehingga matahari menjadi pusat (teori
Heliosentris).
Ø Tycho Brahe, Membuktikan bahwa benda-benda angkasa
terapung bebas dalam ruang angkasa.
Ø Johannes Keppler, Seorang ahli
matematika yang melanjutkan penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
Ø Galileo Galilei, Menciptakan teropong
bintang yang terbesar dan dapat digunakan untuk mengamati beberapa peristiwa
luar angkasa secara langsung.
e) Zaman Modern
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14. Zaman ini dikenal juga sebagai masa
Rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan
ilmu pengetahuan. Ini berarti ilmu pengetahuan berkembang dengan baik pada masa
ini. Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada zaman ini :
Ø Rene Descrates, Merupakan bapak
filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti.
Ø Isaac Newton, Menemukan teori dalam
3 bidang.
Ø Charles Darwin, Menemukan teori
evolusi (makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik akan mampu bertahan hidup
lebih lama).
Ø J.J Thompson, Menemukan electron
sehingga dengan penemuan ini meruntuhkan pendapat bahwa atom adalah materi
terkecil.
f) Zaman Kontemporer
Zaman Kontemporer dimulai pada abad ke-20 hingga sekarang. Pada masa ini
kajian ilmu bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan banyak
dibicarakan oleh para filsuf. Pada zaman ini tokoh fisikawan yang termasyur
adalah Albert Einstein yang menyatakan bahwa alam itu tak berhingga besarnya
dan tak terbatas.
Sejarah Perkembangan Pada Zaman Mesir
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika tertua yang berhubungan
dengan materi (benda), yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang
diam (statika) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika).
Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa
memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu
fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau
memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut. Masalah mekanika merupakan
hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena
masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan
ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus
mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur. Tokoh-tokoh
pada zaman ini
1.
Aristoteles ( 384-332 SM )
Aristoteles dilahirkan di
kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada
umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Aristoteles merupakan orang pertama pada periode ini yang
mengemukakan cabang mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal balik antara
gerak dan gaya yaitu bidang
dinamika. Ia
mengemukakan suatu argumen tentang sifat bawaan dari berbagai benda yang
memberikan alasan untuk berbagai sifat tersebut dalam daya intrinsik khusus
dari benda itu sendiri.
Aristoteles membedakan
dua jenis gerak yaitu gerak alamiah (pure motion) dan gerak paksa (violent
motion). Menurutnya tiap unsur memiliki “tempat alamiah” di alam semesta ini
seperti di pusat bumi yang dikelilingi oleh air udara dan api.
2. Archimedes (287-212 SM)
Archimedes ilmuwan Yunani
abad ke-3 SM. Archimedes adalah seorang arsitokrat. Archimedes adalah anak
astronom Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal
dengan nama Sisilia. Sumbangsih lain dari Archimedes yaitu Prinsip-prinsip fisika dan
matematika diaplikasikan oleh Archimedes seperti pompa ulir, untuk
mengangkat air dari tempat yang lebih rendah maupun untuk tujuan perang. Memang
tidak dapat dihindari bahwa suatu penemuan biasanya akan dipicu oleh suatu
kebutuhan mendesak. Cermin pembakar, derek (crane) untuk melontarkan panah dan
batu atau menenggelamkan kapal adalah penguasaan fisika Archimedes yang dapat
dikatakan luar biasa pada zamannya. Kontribusi penghitungan Л (pi) dari
Archimedes barangkali dapat disebut sebagai awal bagi para pengikut untuk
meniru metode yang dipakai untuk menghitung luas lingkaran. Terus memperbanyak
jumlah segi enam untuk menghitung besaran Л (pi) mengilhami para matematikawan
berikutnya bahwa adanya suatu ketidakhinggaan - seperti paradoks Zeno, dimana
hal ini mendorong penemuan kalkulus. Archimedes adalah orang yang mendasarkan
penemuannya dengan eksperiman. Sehingga, ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.
3.
Eratoshenes (273 – 192 SM)
Eratoshenes melakukan penghitungan diameter bumi pada tahun
230 SM. Dia menengarai bahwa kota Syene di Mesir terletak di equator, dimana
matahari bersinar vertikal tepat di atas sumur pada hari pertama musim
panas. Eratoshenes
mengamati fenomena ini tidak dari rumahnya, dia menyimpulkan bahwa matahari
tidak akan pernah mencapai zenith di atas rumahnya di Alexandria yang berjarak
7° dari Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah 7/360 atau 1/50 dari lingkaran
bumi yang dianggap lingkaran penuh adalah 360°. Jarak antara Syene sampai
Alexandria +/- 5000 stade. Dengan dasar itu dibut prakiraan bahwa diameter bumi
berkisar:
50x5000 stade = 25.000stade = 42.000Km.
Pengukuran tentang diameter
bumi diketahui adalah 40.000 km. Ternyata, astronomer jaman kuno juga tidak
kalah cerdasnya, dengan deviasi kurang dari 5%.
4.
Galileo ( 1564 M -
1642 M)
Galileo lahir di Pisa, tahun
1564. Selagi muda belajar di Universitas Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan.
Meski begitu tahun 1589 dia mampu dapat posisi pengajar di universitas itu.
Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan Universitas Padua dan menetap di
sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia menciptakan tumpukan
penemuan-penemuan ilmiah.
Sumbangan besar Galileo
lainnya ialah penemuannya mengenai hukum kelembaman (inersia). Sebelumnya,
orang percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi makin
pelan dan sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan
agar terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa
anggapan itu keliru. Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran,
dapat dihilangkan, benda bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas.
5. Descartes ( 1596 M – 1661 M )
Rene Descartes lahir Di desa
La Haye tahun 1596, filosof, ilmuwan, matematikus Perancis yang tersohor abad
17. Hukum Gerak Descartes terdiri atas dua bagian, dan memprediksi
hasil dari benturan antar dua massa:
Ø bila dua benda memiliki
massa dan kecepatan yang sama sebelum terjadinya benturan, maka keduanya akan
terpantul karena tumbukkan, dan akan mendapatkan kecepatan yang sama dengan
sebelumnya.
Ø bila dua benda memiliki
massa yang sama, maka karena tumbukkan tersebut, benda yang memiliki massa yang
lebih kecil akan terpantul dan menghasilkan kecepatan yang sama dengan yang
memiliki massa yang lebih besar. Sementara, kecepatan dari benda yang bermassa
lebih besar tidak akan berubah.
Pengaruh besar lain dari
konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin, seluruh alam
kecuali Tuhan dan jiwa manusia bekerja secara mekanis, dan karena itu semua
peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas
dasar ini dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain
ketahayulan. Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara
teleologis.
6.
Torricelli
(1608 M – 1647 M)
Evangelista
Torricelli (1608-1647),fisikawan Italiakelahiran
Faenza dan belajar di Sapienza College Roma. Ia
menjadi sekretarisGalileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat pada
tahun 1641.
Pada tahun 1643, Torricelli membuat
eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli Experiment, yaitu ia
menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kira-kira 1m dan salah satu
ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan
menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai penuh.
Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya.
Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung
vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam
tabung dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas
permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas kolam raksa.
Sejarah Fisika
Pada Zaman Eropa
Hubungan dengan kebudayaan Yunani dan Romawi ,
alkimia diterima dengan mudah oleh filsafat Kristen, dan para alkimiawan Eropa
zaman pertengahan memperluas penyerapannya terhadap pengetahuan alkimia Islam. Gerbert
of Aurillac, yang kemudian menjadi Paus Silvester II,
(meninggal 1003) adalah salah seorang di antara yang pertama membawa ilmu
pengetahuan Islam ke Eropa dari Spanyol. Tokoh
sesudahnya seperti Adelard
of Bath, yang hidup pada abad 12, membawa pengetahuan tambahan. Tetapi sampai dengan abad 13 gerakan-gerakan tersebut terutama bersifat asimilatif.
(Hollister h. 124, 294)
Pada periode ini muncul beberapa penyimpangan
terhadap prinsip Augustinian dari para pemikir Kristen awal. Saint
Anselm (1033–1109)
adalah seorang Benedictine (pengikut St. Benedict) yang mempercayai bahwa
keyakinan/iman harus mendahului rasionalisme, sebagaimana Augustine serta
kebanyakan teolog sebelum Anselm mempercayai, akan tetapi Anselm lebih
berpendapat bahwa iman dan rasionalisme bersifat sesuai dan ia menyemangati
rasionalisme di dalam konteks Kristen. Pandangan-pandangannya menyiapkan tempat
terjadinya ledakan filsafat. Saint
Abelard seorang penganut karya Anselm,
meletakkan dasar diterimanya pemikiran Aristotelian sebelum karya-karya pertama
Aristoteles menjangkau dunia Barat. Pengaruh besarnya pada alkimia adalah
keyakinannya bahwa alam semesta Platonis tidak memiliki eksistensi terpisah di
luar kesadaran manusia.
Abelard juga men-sistematika-kan analisis kontradiksi-kontradiksi filsafat.
(Hollister, p. 287-8)
Robert
Grosseteste (1170–1253)
adalah perintis teori ilmiah yang kemudian digunakan dan dipoles oleh para ahli
kimia. Ia mengambil metode analisis Abelard dan menambahkan penggunaan
pengamatan, eksperimentasi, dan penyimpulan dalam membuat evaluasi ilmiah. Grosseteste
juga banyak menjembatani pemikiran Platonis dan Aristotelian. (Hollister hh.
294-5)
Albertus Magnus (1193–1280) dan Thomas Aquinas (1225–1274)
keduanya adalah pengikut Dominican yang mempelajari Aristoteles dan berusaha mendamaikan
kesenjangan antara filsafat dengan agama Kristen. Aquinas banyak menyumbangkan
karya dalam pengembangan metode ilmiah. Lebih
jauh lagi, ia menyatakan bahwa alam semesta bisa diketahui dengan hanya melalui
pemikiran
logis: ini bertentangan dengan keyakinan
Platonis yang umumnya dipegang bahwa alam semesta hanya bisa diketahui
semata-mata melalui ilham ketuhanan. Magnus dan Aquinas adalah di antara yang
pertama-tama menguji teori alkimiawi, dan mereka bisa juga dianggap sebagai
alkimiawan, dengan perkecualian bahwa mereka hanya melakukan sedikit eksperimentasi. Salah satu sumbangan Aquinas yang utama adalah keyakinan
bahwa karena akal pikiran tidak akan tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, maka
akal pikiran pasti sesuai dengan teologi. (Hollister h.
290-4, 355)
Bacon bukan hanya dikenal sebagai seorang
alkimiawan di puncak zaman pertengahan,melainkan juga yang paling signifikan.
Karya-karyanya dipakai oleh para alkimiawan yang tak terhitung jumlahnya dari
abad limabelas sampai sembilanbelas. Alkimiawan lain di masa Bacon memiliki
beberapa ciri yang sama. Pertama, dan yang paling jelas, yaitu hampir semuanya
adalah anggota kependetaan (clergy). Mudahnya, ini disebabkan karena sedikit
orang di luar sekolah parokial mendapatkan pelajaran yang meneliti karya-karya
turunan dari karya Arab. Juga, alkimia pada masa ini disetujui oleh gereja
sebagai metode yang baik untuk mengeksplorasi dan mengembangkan teologi.
Alkimia juga menarik bagi orang-orang gereja karena ia menawarkan pandangan
rasionalistik tentang alam semesta di mana saat itu manusia baru mulai belajar
tentang rasionalisme.(Edwardes h. 24-7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar