Sabtu, 16 Agustus 2014

PERIODE-PERIODE SEJARAH FISIKA

PERIODE-PERIODE SEJARAH FISIKA

Periode-periode sejarah fisika dibagi atas empat, yaitu:
1.      Periode Pertama
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya :
Ø  2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat, pengukuran, koin (mata uang).
Ø  600 SM – 530 M: Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science, sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang.
Ø  530 M – 1450 M: Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada “Almagest” karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus menerus; kemagnetan berkembang ; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy).
Ø  1450 M-1550: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis .
2.      Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metode saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain: Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet. Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori
Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange. Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter. Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya. Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.


3.      Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. Dalam Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika. Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-lain. Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain. Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.




4.      Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum). Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel. Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

Karakteristik Perkembangan Fisika
Jacoub (1968) membagi perkembangan fisika menjadi lima periode, dimana setiap periode mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. sedangkan Periode fisika modern dibagi menjadi dua bagian lagi yaitu masa 1900-1925 dan masa 1925-sekarang.
Ø  Perioda I (antara zaman purbakala s.d 1550).
Karakteristik umum dari periode I ini adalah belum adanya eksperimen yang sistematis dan kebebasan dalam mengadakan percobaan. Hasil-hasil yang diperoleh pada masa ini tidak memuaskan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dalam teori fisika tidak mungkin diadakan karena banyak keterangan-keterangan yang bersifat spekulasi dan metafisika (gaib dan sulap).




Ø  Periode II (antara 1550 s.d 1800)
Banyak sekali dasara-dasar perkembangan ilmu yang dikembangkan oleh ilmuwan, diantaranya  Galileo Galilei, Newton, Huygens, boyle. Periode ini dikenal dengan periode perkembangan ilmu fisika yang berdasarkan metode eksperimen yang dapat dipertanggungjawabkan, diakui dan dapat diterima sebagai persoalan yang ilmiah. Periode ini berintisari pada pekerjaan klasik Galileo yang hampir dua abad lebih memerlukan waktu untuk mengatasi dogma dan intoleransi kaum gereja.

Ø  Periode III (antara1800 s.d 1900)
Karakteristik perkembangan fisika klasik yang meletakkan dasar fisika kuantum . Eksperimen-eksperimen dari Rumford dan Joule telah memberi dasar teori kinetik panas yang dikenal sekarang. Kemajuan dalam periode III ini demikian pesatnya, sehingga pada tahun 1880 tidak sedikit ahli fisika yang percaya bahwa hukum-hukum fisika yang terpenting telah ditemukan. Konsentrasi mereka beralih pada persoalan metode pengukuran yang lebih teliti. Padahal justru pada periode inilah Fisika berada diambang pintu pendapat-pendapat yang menakjubkan yang tidak terpikir sebelumnya. Penelitian di bidang fisika diarahkan untuk membantu produksi manusia dan aplikasi fisika dalam kehidupan sehari-hari serta industri.

Ø  Periode IV (antara 1900 s.d 1925)
Dimulai pada tahun 1887 dengan penemuan efek fotolistrik. Dalam waktu 10 tahun dari periode ini telah ditemukan dengan cepat secara berturut-turut: sinar X (1895), Radioaktivitas (1896), dan elektron (1900). Dapat dikatakan bahwa tahun 1900-1925, teori kuantum yang timbul itu masih dihubung-hubungkan dengan teori klasik semi modern, karena itu perkembangannya kurang pesat. Periode ini disebut teori kuantum mekanika lama (the old quantum mechanics). Karakteristik dari periode ini adalah adanya fenomena mikroskopis, yaitu fenomena yang tidak dapat dilihat langsung, seperti elektron, neutron dan lain-lain. Fisika klasik tidak bisa menjawab tantangan fenomena ini, maka ahli fisika mencari ilmu dan model-model baru lagi.


Ø  Periode V (antara 1925 s.d sekarang)
Teori baru itu timbul menurut uraian teoritis dari de Broglie, Heissenbergh, dan Shrodinger serta percobaan-percobaan Davisson dan Germer serta Thompson. Teori baru ini dikenal dengan teori kuantum mekanika baru (the new quantum mechanics), yaitu mekanika gelombang Schrodinger dan mekanika matriks Heissenbergh yang besar sekali pengaruhnya, seperti pendapat Newton 2 setengah abad sebelumnya. Tahun 1926 Schrodinger dan Eckart berhasil menurunkan bahwa mekanika matriks = mekanika gelombang. Ada lagi yang dikemukakan oleh Dirac yang lebih umum (gabungan kedua nya), dinamakan simbolic method, sangat abstrak, agak sukar dimengerti, yaitu relativistic quantum mechanics. Banyak penemuan yang dihasilkan dalam periode ini.



Fisika Pada Zaman Purbakala 1550 M
Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), “alamiah”, dan φύσις (physis), “Alam”) adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika. Fisika juga berkaitan erat dengan matematika.
Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.
Sejak jaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan.

Perkembangan sejarah fisika pada zaman yunani
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer. Berikut ini merupakan periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pra-Yunani Kuno sampai dengan zaman Kontemporer.
a)      Zaman Pra Yunani Kuno
Periode ini berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun SM, disebut juga zaman batu, karena pada masa itu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Selanjutnya pada abad ke 15 sampai 6 SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk berbagai peralatan, yang pertama kali digunakan di Irak. Pada abad ke 6 SM di Yunani lahirlah filsafat, disebut the greek miracle. Beberapa faktor yang mendahului lahirnya filsafat di Yunani, yaitu:
·         Mitologi bangsa Yunani
·         Kesusastraan Yunani
·         Pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah sampai di Timur Kuno.
Tokoh-tokoh Zaman Pra Yunani Kuno :
Ø  Pythagoras
Adalah seorang filsuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik.
Ø  Herakleitos
Berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap dan tidak ada sesuatu pun yang dianggap definit atau sempurna.
Ø  Parmenides
Merupakan seorang filsuf yang pertama kali mempraktekkan cabang filsafat yang disebut metafisika. Pendapat Parmenides yang terkenal yaitu, ”yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø  Socrates
Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupakan contoh istimewa selaku filsuf yang jujur serta berani. socrates menciptakan metode Ilmu Kebidanan yang dikenal dengan Maicutike Telehne, yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø  Democritus
Democritus dikenal sebagai bapak atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Ø  Plato
Plato adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan being (hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming (hal menjadi).
Ø  Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato yang meneruskan dan sekaligus menolak pandangan Plato. Ajaran Aristoteles dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang yaitu metafisika, logika dan biologi.





b)     Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani Kuno merupakan awal kebangkitan filsafat secara umum, karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan terhadap mitologi atau tahyul yang irasional. Selanjutnya, pada waktu Athena dipimpin oleh Perikles kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan baik. Terakhir Zaman Hellenisme, disebut sebagai zaman keemasan kebudayaan Yunani. Tokoh yang berjasa adalah Iskandar Agung (356 – 323 SM) dari Macedonia, salah seorang murid Aristoteles.

c)      Zaman Pertengahan
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwannya hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ancilla theologia atau abdi agama. Tokoh-tokoh yang berpengaruh :
Ø  Khalifah Al-makmur, Mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom).
Ø Al-Khawarizmi, Menyusun buku aljabar dan aritmatika.
Ø Omar Khayam, Menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga berdasarkan planemetri.
Ø Ibnu Sina, Menulis buku-buku kedokteran (Al-qanum).
Ø Rhazas, Mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul Contenens.
Ø Al-Idris, Membuat 70 peta dari daerah yang dikenal pada masa itu.
Ø Jamal Al-Din, Mendirikan observatorium Ikhtiar Al-Din yang merancang pembangunan istana raja di laut utara.





d)     Zaman Renaissance
Renaissance berarti lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini menjadi indikator bangkitnya kembali independensi rasionalitas manusia, karena sudah tercatat banyaknya penemuan spektakuler.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada zaman ini :
Ø  Roger Bacon, Berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan.
Ø  Copernicus, Berpendapat bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari sehingga matahari menjadi pusat (teori Heliosentris).
Ø  Tycho Brahe, Membuktikan bahwa benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa.
Ø  Johannes Keppler, Seorang ahli matematika yang melanjutkan penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
Ø  Galileo Galilei, Menciptakan teropong bintang yang terbesar dan dapat digunakan untuk mengamati beberapa peristiwa luar angkasa secara langsung.


e)      Zaman Modern
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14. Zaman ini dikenal juga sebagai masa Rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan. Ini berarti ilmu pengetahuan berkembang dengan baik pada masa ini. Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada zaman ini :
Ø  Rene Descrates, Merupakan bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti.
Ø  Isaac Newton, Menemukan teori dalam 3 bidang.
Ø  Charles Darwin, Menemukan teori evolusi (makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik akan mampu bertahan hidup lebih lama).
Ø  J.J Thompson, Menemukan electron sehingga dengan penemuan ini meruntuhkan pendapat bahwa atom adalah materi terkecil.

f)       Zaman Kontemporer
Zaman Kontemporer dimulai pada abad ke-20 hingga sekarang. Pada masa ini kajian ilmu bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Pada zaman ini tokoh fisikawan yang termasyur adalah Albert Einstein yang menyatakan bahwa alam itu tak berhingga besarnya dan tak terbatas.

Sejarah Perkembangan Pada Zaman Mesir

Mekanika merupakan cabang ilmu fisika tertua yang berhubungan dengan materi (benda), yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam (statika) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika).  Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut.  Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur. Tokoh-tokoh pada zaman ini
1.      Aristoteles ( 384-332 SM )
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Aristoteles merupakan orang pertama pada periode ini yang mengemukakan cabang mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal balik antara gerak dan gaya yaitu bidang dinamika. Ia mengemukakan suatu argumen tentang sifat bawaan dari berbagai benda yang memberikan alasan untuk berbagai sifat tersebut dalam daya intrinsik khusus dari benda itu sendiri.
Aristoteles membedakan dua jenis gerak yaitu gerak alamiah (pure motion) dan gerak paksa (violent motion). Menurutnya tiap unsur memiliki “tempat alamiah” di alam semesta ini seperti di pusat bumi yang dikelilingi oleh air  udara dan api.

2.      Archimedes (287-212 SM)
Archimedes ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Archimedes adalah seorang arsitokrat. Archimedes adalah anak astronom Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal dengan nama Sisilia. Sumbangsih lain dari Archimedes yaitu Prinsip-prinsip fisika dan matematika diaplikasikan oleh Archimedes seperti  pompa ulir, untuk mengangkat air dari tempat yang lebih rendah maupun untuk tujuan perang. Memang tidak dapat dihindari bahwa suatu penemuan biasanya akan dipicu oleh suatu kebutuhan mendesak. Cermin pembakar, derek (crane) untuk melontarkan panah dan batu atau menenggelamkan kapal adalah penguasaan fisika Archimedes yang dapat dikatakan luar biasa pada zamannya. Kontribusi penghitungan Л (pi) dari Archimedes barangkali dapat disebut sebagai awal bagi para pengikut untuk meniru metode yang dipakai untuk menghitung luas lingkaran. Terus memperbanyak jumlah segi enam untuk menghitung besaran Л (pi) mengilhami para matematikawan berikutnya bahwa adanya suatu ketidakhinggaan - seperti paradoks Zeno, dimana hal ini mendorong penemuan kalkulus. Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperiman. Sehingga, ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.

3.      Eratoshenes (273 – 192 SM)
 Eratoshenes melakukan penghitungan diameter bumi pada tahun 230 SM. Dia menengarai bahwa kota Syene di Mesir terletak di equator, dimana matahari bersinar vertikal tepat di atas sumur pada hari pertama musim panas.  Eratoshenes mengamati fenomena ini tidak dari rumahnya, dia menyimpulkan bahwa matahari tidak akan pernah mencapai zenith di atas rumahnya di Alexandria yang berjarak 7° dari Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah 7/360 atau 1/50 dari lingkaran bumi yang dianggap lingkaran penuh adalah 360°. Jarak antara Syene sampai Alexandria +/- 5000 stade. Dengan dasar itu dibut prakiraan bahwa diameter bumi berkisar:
50x5000 stade = 25.000stade = 42.000Km.
Pengukuran tentang diameter bumi diketahui adalah 40.000 km. Ternyata, astronomer jaman kuno juga tidak kalah cerdasnya, dengan deviasi kurang dari 5%.

4.      Galileo ( 1564 M - 1642 M)
Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di Universitas Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia mampu dapat posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan Universitas Padua dan menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia menciptakan tumpukan penemuan-penemuan ilmiah.
Sumbangan besar Galileo lainnya ialah penemuannya mengenai hukum kelembaman (inersia). Sebelumnya, orang percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi makin pelan dan sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan agar terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan itu keliru. Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas.

5.      Descartes ( 1596  M – 1661 M )
Rene Descartes lahir Di desa La Haye tahun 1596, filosof, ilmuwan, matematikus Perancis yang tersohor abad 17.  Hukum Gerak Descartes terdiri atas dua bagian, dan memprediksi hasil dari benturan antar dua massa:
Ø  bila dua benda memiliki massa dan kecepatan yang sama sebelum terjadinya benturan, maka keduanya akan terpantul karena tumbukkan, dan akan mendapatkan kecepatan yang sama dengan sebelumnya.
Ø  bila dua benda memiliki massa yang sama, maka karena tumbukkan tersebut, benda yang memiliki massa yang lebih kecil akan terpantul dan menghasilkan kecepatan yang sama dengan yang memiliki massa yang lebih besar. Sementara, kecepatan dari benda yang bermassa lebih besar tidak akan berubah.
Pengaruh besar lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin, seluruh alam kecuali Tuhan dan jiwa manusia bekerja secara mekanis, dan karena itu semua peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas dasar ini dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan. Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara teleologis.
6.      Torricelli (1608 M – 1647 M)
Evangelista Torricelli (1608-1647),fisikawan Italiakelahiran Faenza dan belajar di Sapienza College Roma. Ia menjadi sekretarisGalileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641.
Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kira-kira 1m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam tabung dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas kolam raksa.








Sejarah Fisika Pada  Zaman Eropa

Hubungan dengan kebudayaan Yunani dan Romawi , alkimia diterima dengan mudah oleh filsafat Kristen, dan para alkimiawan Eropa zaman pertengahan memperluas penyerapannya terhadap pengetahuan alkimia Islam. Gerbert of Aurillac, yang kemudian menjadi Paus Silvester II, (meninggal 1003) adalah salah seorang di antara yang pertama membawa ilmu pengetahuan Islam ke Eropa dari Spanyol. Tokoh sesudahnya seperti Adelard of Bath, yang hidup pada abad 12, membawa pengetahuan tambahan. Tetapi sampai dengan abad 13 gerakan-gerakan tersebut terutama bersifat asimilatif. (Hollister h. 124, 294)
Pada periode ini muncul beberapa penyimpangan terhadap prinsip Augustinian dari para pemikir Kristen awal. Saint Anselm (10331109) adalah seorang Benedictine (pengikut St. Benedict) yang mempercayai bahwa keyakinan/iman harus mendahului rasionalisme, sebagaimana Augustine serta kebanyakan teolog sebelum Anselm mempercayai, akan tetapi Anselm lebih berpendapat bahwa iman dan rasionalisme bersifat sesuai dan ia menyemangati rasionalisme di dalam konteks Kristen. Pandangan-pandangannya menyiapkan tempat terjadinya ledakan filsafat. Saint Abelard seorang penganut karya Anselm, meletakkan dasar diterimanya pemikiran Aristotelian sebelum karya-karya pertama Aristoteles menjangkau dunia Barat. Pengaruh besarnya pada alkimia adalah keyakinannya bahwa alam semesta Platonis tidak memiliki eksistensi terpisah di luar kesadaran manusia. Abelard juga men-sistematika-kan analisis kontradiksi-kontradiksi filsafat. (Hollister, p. 287-8)
Robert Grosseteste (11701253) adalah perintis teori ilmiah yang kemudian digunakan dan dipoles oleh para ahli kimia. Ia mengambil metode analisis Abelard dan menambahkan penggunaan pengamatan, eksperimentasi, dan penyimpulan dalam membuat evaluasi ilmiah. Grosseteste juga banyak menjembatani pemikiran Platonis dan Aristotelian. (Hollister hh. 294-5)
Albertus Magnus (11931280) dan Thomas Aquinas (12251274) keduanya adalah pengikut Dominican yang mempelajari Aristoteles dan berusaha mendamaikan kesenjangan antara filsafat dengan agama Kristen. Aquinas banyak menyumbangkan karya dalam pengembangan metode ilmiah. Lebih jauh lagi, ia menyatakan bahwa alam semesta bisa diketahui dengan hanya melalui pemikiran logis: ini bertentangan dengan keyakinan Platonis yang umumnya dipegang bahwa alam semesta hanya bisa diketahui semata-mata melalui ilham ketuhanan. Magnus dan Aquinas adalah di antara yang pertama-tama menguji teori alkimiawi, dan mereka bisa juga dianggap sebagai alkimiawan, dengan perkecualian bahwa mereka hanya melakukan sedikit eksperimentasi. Salah satu sumbangan Aquinas yang utama adalah keyakinan bahwa karena akal pikiran tidak akan tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, maka akal pikiran pasti sesuai dengan teologi. (Hollister h. 290-4, 355)
Bacon bukan hanya dikenal sebagai seorang alkimiawan di puncak zaman pertengahan,melainkan juga yang paling signifikan. Karya-karyanya dipakai oleh para alkimiawan yang tak terhitung jumlahnya dari abad limabelas sampai sembilanbelas. Alkimiawan lain di masa Bacon memiliki beberapa ciri yang sama. Pertama, dan yang paling jelas, yaitu hampir semuanya adalah anggota kependetaan (clergy). Mudahnya, ini disebabkan karena sedikit orang di luar sekolah parokial mendapatkan pelajaran yang meneliti karya-karya turunan dari karya Arab. Juga, alkimia pada masa ini disetujui oleh gereja sebagai metode yang baik untuk mengeksplorasi dan mengembangkan teologi. Alkimia juga menarik bagi orang-orang gereja karena ia menawarkan pandangan rasionalistik tentang alam semesta di mana saat itu manusia baru mulai belajar tentang rasionalisme.(Edwardes h. 24-7)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar