Kenapa Pesawat Bisa Terbang?
Pesawat
terbang adalah mesin atau kendaraan apapun yang mampu terbang di atmosfer.
Prinsip-prinsip terbangnya menggunakan hukum fisika yakni memanfaatkan hukum
bernoulli di udara dengan memanfaatkan arus laminiar sayap yang dihasilkan
akibat daya dorong mesin pesawat. Sebagian besar pesawat komersial saat ini
menggunakan mesin turbofan. Turbofan berasal dari dua kata, yakni turbin dan
fan. Komponan fan merupakan pembeda antara mesin ini dengan turbojet. Pada
mesin turbojet, udara luar dikompresi oleh kompresor hingga mencapai tekanan
tinggi. Selanjutnya udara bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam ruang bakar
untuk dicampurkan dengan bahan bakar (avtur).
Pembakaran
udara bahan bakar tersebut akan meningkatkan temperatur dan tekanan fluida
kerja. Fluida bertekanan tinggi ini selanjutnya dilewatkan melalui turbin dan
keluar pada nosel dengan kecepatan sangat tinggi. Perbedaan kecepatan udara
masuk dan fluida keluar dari mesin mencitpakan gaya dorong T (Hukum III Newton:
Aksi dan Reaksi). Gaya dorong T ini dimanfaatkan untuk bergerak dalam arah
horizontal dan sebagian diubah oleh sayap pesawat menjadi gaya angkat L.
Desain
sayap pesawat yang berbentuk
aerofoil menyebabkan kelajuan udara di atas sayap v2 lebih besar daripada di
bawah sayap v1. Ini menghasilkan gaya
angkat sayap pada pesawat terbang
F1 – F2 = ½ p (v2^2 – v1^2) A
dengan adalah massa jenis udara di sekitar pesawat dan A adalah luas total bentangan sayap. Ketika pesawat terbang dalam arah mendatar, berat total pesawat sama dengan gaya angkatnya
F1 – F2 = ½ p (v2^2 – v1^2) A
dengan adalah massa jenis udara di sekitar pesawat dan A adalah luas total bentangan sayap. Ketika pesawat terbang dalam arah mendatar, berat total pesawat sama dengan gaya angkatnya
Gaya-Gaya Apa Saja yang Bekerja pada
Pesawat Terbang dan Helikopter?
Ada beberapa macam gaya yang bekerja
pada benda benda yang terbang di udara. Namun hingga saat ini, setidaknya ada 3
penjelasan yang diterima untuk fenomena munculnya gaya angkat pada sayap: prinsip
Bernoulli, Hukum III Newton, dan efek Coanda. Sayap pesawat memiliki kontur
potongan melintang yang unik: airfoil. Pada airfoil, permukaan atas sedikit
melengkung membentuk kurva cembung, sedangkan permukaan bawah relatif datar.
Bila sekelompok udara mengenai kontur airfoil ini, maka ada kemungkinan bahwa
udara bagian atas akan memiliki kecepatan lebih tinggi dari bagian bawah. Hal
ini disebabkan karena udara bagian atas harus melewati jarak yang lebih panjang
(permukaan atas airfoil adalah cembung) dibandingkan udara bagian bawah.
Lalu bagaimana pesawat udara dapat
terbang? Adalah suatu yang salah jika kita berfikir bahwa mesin (engine) lah
menyebabkan pesawat dapat terbang. Pada dasarnya, sayap lah yang memberi gaya
angkat yang dibutuhkan untuk terbang, sedangkan engine hanya memberi gaya
dorong (thrust) untuk bengerak maju. Jadi, kesimpulan mudahnya adalah bahwa
pesawat udara (bukan pesawat antarikasa) dapat terbang karena memiliki sayap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar