HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
A. Teori Kebenaran menurut
Pandangan Filsafat dalam Bidang Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
1. Ontologi
Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas.
Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran.
Bedanya realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan : apakah
sesungguhnya hakikat dari realitas yang ada ini; apakah realitas yang ada ini
sesuatu realita materi saja; adakah sesuatu di balik realita itu; apakah
realita ini monoisme, dualisme, atau pluralisme. Menurut Bramel, interprestasi
tentang suatu realita itu dapat bervariasi.
Di dalam pendidikan,pandangan ontologi secara praktis, akan menjadi masalah
yang utama. Membimbing anak untuk memahami realita dunia dan membina kesadaran
tentang kebenaran yang berpangkal atas realita itu merupakan stimulus untuk
menyelami kebenaran itu. Dengan sendirinya potensi berpikir kritis anak-anak
untuk mengerti kebenaran itu telah dibina. Di sini kewajiban pendidik adalah
untuk membina daya pikir yang tinggi dan kritis.
2. Epistemologi
Istilah epistemologi pertama kali dicetuskan oleh L. F. Ferier pada abad 19
di Institut of Methaphisycs (1854). Buku
Encyclopedia of Phylosophy,
dan Brameld mempunyai pengertian yang hampir sama tentang epistemologi.
Epistemologi aalah studi tentang pengetahuan, bagaimana kita mengetahui
benda-benda. Contoh beberapa pernyataan yang menggunakan kata “tahu” yang
berdeda sumber maupun validitasnya:
a. Tentu saja saya tahu ia sakit, karena saya melihatnya;
b. Percayalah, saya tahu apa yang saya bicarakan;
c. Kami tahu mobilnya baru, karena baru kemarin kami menaikinya.
3. Aksiologi
Aksiologi adalah suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai. Ada 3 bagian
yang membedakan di dalam aksiologi, yakni moral
conduct, esthetic conduct,dan socio-political life.
Nilai dan implikasi aksiologi dalam pendidikan ialah pendidikan menguji dan
mengintegrasikan semua nilai tersebut di dalam kehidupan manusia dan membinanya
di dalam kepribadian anak. Beberapa contoh untuk menilai orang itu baik :
a. Baik, Bu. Saya akan selalu baik dan taat kepada Ibu!
b. Nak, bukankah ini bacaan yang baik untukmu?
c. Baiklah, Pak. Aku akan mengamalkan ilmuku.
B.
Pandangan
Filsafat Tentang Hakikat Manusia
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat.
Ada 4 aliran dalam antropologi filsafat, antara lain :
1. Aliran Serba Zat, berpendapat
bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Manusia dan alam
adalah materi.
2. Aliran
Serba Ruh, berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah
ruh. Aliran ini menganggap ruh adalah hakikat, sedangkan badan hanyalah
penjelmaan atau bayangan.
3. Aliran Dualisme, berpendapat
bahwa manusia terdiri dari 2 substansi yaitu jasmani
ruhani.
4. Aliran
Eksistensialisme, berpendapat bahwa hakikat manusia adalah eksistensi dari
manusia. Hakikat manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang
digunakan ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat dikatakan
manusia.
Pandangan
ini akhirnya memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh, bahwa mereka adalah
pencari kebenaran.
1. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang Manusia
Aristoteles
berpendapat bahwa manusia adalah hewan berakal sehat, yang mengeluarkan
pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya. Dalam pandangan Islam,
manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibandingkan makhluk
lain.Karena itu manusia harus menggunakan akal dan inderanya untuk memahami
mana kebenaranyang sesungguhnya, atau kebenaran yang dibenarkan. Eksistensi
manusia yang padat itu harus dimengerti dan dipikirkan. Manusia aalah makhluk
religius, dimana manusia memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran yang harus
dipatuhi dan diyakini. Amembangun manusia yang sanggup melakukan pembangunan
duniawi yang berarti bagi hidup pribadi di akhirat kelak.
2. Kepribadian Manusia dan Pendidikan
Sebelum
terjadi proses pendidikan di luar dirinya, manusia cenderung beruaha melakukan
pendidikan pada dirinya sendiri, dimana manusia berusahamengerti, dan mencari
hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dalam prosesnya ,
peran efektif pendidikan terhadap pembinaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan
dan didukung factor pembawaan manusia sejak lahir. Secara umum, tujuan
pendidikan adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna. Pendidikan
dianggap sebagai transfer kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Masalah Rohani dan Jasmani
Di dalam
diri manusia terdapat 6 rasa menjadi satu, yakni : intelek, agama, sosial,
seni, dan harga diri / sifat keakuan. Phytagoras & Diasgenes berpendapat
bahwa ruh merupakan satu unsur halus yang dapat meninggalkan badan. Jika pergi
dari badan, ruh kembali kea lam yang tinggi, meluncur ke angkasa luar dan tidak
mati. Meskipun setingginya ilmu manusia tidak akan pernah dapat melebihi Tuhan.
C. Sistem Nilai dalam Kehidupan
Manusia
1. Pengertian
nilai.
Nilai itu merupakan hasil dari kreativitas manusia
dalam rangka melakukan kegiatan sosial, baik itu berupa cinta, simpati, dan
lain-lain.
2. Bentuk dan
tingkat-tingkat nilai
Tujuan adanya nilai ialah menuju kebaikan dan
keluhuran manusia. Pada umumnya masyarakat menganut pewndapat bahwa hierarki
nilai dalam kehidupan manusia itu identik dengan hierarki tingkat-tingkat
kebenaran, sebab kebenaran ialah nilai itu sendiri.
3. Nilai-nilai
pendidikan dan tujuan pendidikan.
Untuk menerapkan tujuan pendidikan dasar harus melalui
beberapa pendekatan seperti
1). Pendekatan melalui analisis histories
lembaga-lembaga sosial.
2). Pendekatan melalui analisis ilmiah tentang realita
kehidupan aktual.
3). Pendekatan melalui nilai nilai filsafat normative
(normative philosophy).
Sedangkan tujuan pendidikan Indonesia sesuai dalam bab
II pasal 4 UU No. 2 tentang system pendidikan nasional adalah bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri, serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (UU No. 2/1989).
4. Etika
Jabatan
Dalam pendidikan seorang guru harus mempunyai
asas-asas umum yang universal yang dapat dipandang sebagai prinsip umum,
seperti :
1) Melaksanakan kewajiban dasar good
will atau itikad baik dengan kesadaran pengabdian
2) Memperlakukan siapapun, anak
didik sebagai satu pribadi yang sama dengan pribadinya sendiri.
3) Menghormati perasaan tiap orang.
4) Selalu berusaha menyumbang
ide-ide, konsepsi-konsepsi dan karya-karya (ilmiah) demi kemajuan bidang
kewajibannya
5) Akan menerima haknya semata-mata sebagai satu
kehormatan
D. Pandangan Filsafat Tentang
Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filsafat
yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem
pendidikan. Filsafat pendidikan adalah jiwa, ruh, dan kepribadian system kependidikan nasional,
karenanya sistem pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila, citra, dan karsa bangsa kita, dan tujuan
nasional bangsa kita , atau tujuaan nasional dan cita-cita luhur rakyat
Indonesia yang tertulis pada UUD 1945 sebagai perwujudan jiwa dan nilai
Pancasila.
Unsur-unsur yang dapat dijadikan tunggak untukmmengembangkan pendidikan
lebih lanjut ada 4, antara lain :
1. Dasar dan Tujuan
Dasar pendidikan merupakan suatu asas untuk mengembangkan bidang pendidikan
dan pembinaan kepribadian, karena pendidikan memerlukan landasan kerja untuk
member arah bagi programnya. Asas tersebut juga berfungsi sebagi peraturan yang
akan digunakan sebagai pegangan hidup dan pegangan langkah pelaksanaan. Di
Indonesia secara formal pendidikan mempunyai dasar yang kuat, yaitu Pancasila.
Tujuan pendidikan adalah membawa anak didik agar dapat mandiri dalam hidupnya
di tengah-tengah masyarakat. Jadi, dasar dan tujuan pendidikan adalah suatu
aktivitas untuk mengembangkan bidang pendidikan menuju terbinanya kepribadian
yang tinggisesuai dengan dasar persiapan pendidikan.
2. Pendidik dan Peserta Didik
Pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan tinakan mendidik dalam
satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Individu yang
mampu adalah orang dewasa yang sehat
jasmani ruhani, mampu berdiri sendiri dan mampu menanggung resiko dari segala
perbuatannya. Kesediaan dan kerelaan menerima tanggung jawab harus dimiliki
setiap pendidik.
Peserta didik adalah adalah anak
yang sedang tumbuh dan berkembang, baik fisik maupun mentalnya. Peserta didik
memiliki pembawaan, dan potensi yang berbeda-beda. Karena itu pendidik harus
mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya agar layanan pendidikan yang
diberikan sesuai kedaan masing-masing.
3. Kurikulum
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai murupakan faktor yang menentukan
kurikulum dan isi pendidikan yang diberikan. Tujuan pendidikan dappenglaman bat
memengaruhi strategi pemilihan teknik penyajian pendidikan yang diberikan untuk
memberikan pengalaman belajar pada anak
didik dalam mencapai tujuan
pendidikan yang sudah dirumuskan. Antara
tujuan dan program harus serasi.
Kurikulum tidak hanya menjabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus
diajarkan oleh pendidik kepada anak didik, tetapi juga semua kegiatan yang
bersifat kependidikan yang dipandang mempunyai pengaruh terhadap anak didik
cdalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
4. Sistem Pendidikan Pelajar
Pendidikan merupakan usaha sadar yang sengaja dan terencana untuk membantu
perkembanganpotensi dan kemampuan anakagar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya
sebagai seorang individu, dan sebagai seorang warga negara / masyarakat, dengan
memilih materi strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dengan kata
lain, pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai
keberhasilan dalam perkembangan anak didik.
Pengertian Sistem pendidikan adalah sistem yang dijadikan tolok ukur bagi
tingkah laku manusia dalam masyarakat yang mengandung potensi mengendalikan,
mengatur, dan mengarahkan, perkembangan masyarakat dalam lapangan pendidikan
Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu memberikan jawaban yang tepat sehingga
kecenderungan sikapm dan berpikir masyarakat tidak terombang-ambing tanpa arah
yang jelas. Jadi system pendidikan diperlukan untuk menjawab semua persoalan
yang ada, khususnya di bidang kependidikan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa filsafat pendidikan merupakan tata
pola pikir terhadap permasalahan di bidang pendidikan dan pengajaran yang
senantiasa mempunyai hubungan dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain
yang diperluakan oleh pendidik atau guru sebagai pengajar dalam bidang studi
tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar