Senin, 18 Agustus 2014

Hakikat Dan Ciri-Ciri Belajar


HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR

A.      Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereeka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun.
Ada beberapa terminologi yang terkait dengan belajar yang seringkali menimbulkan keraguan dalam penggunaannya terutama dikalangan siswa atau mahasiswa, yakni terminologi tentang mengajar, pembelajaran dan belajar. mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa unuk belajar. Dalam berbagai kajian dikemukakan bahwa instruction atau pembelajaran sebaga suatu sistem yangg bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi  terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam buku Educational Psychology, H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
1
 Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan abdilah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperolah tujuan tertantu.
Jika kita simpulkan dari sejumlah pandangan dan definisi tentang belajar (Wragg, 1994), kita menemukan beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut:
Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita pertama yang sangat penting  adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembbelajar sendiri dalam bentuk suatu aktivittas tertentu. Aktivitas ini menunjukkan pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya.
Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia ataupun objek-objek lain yang memungkinkan individu memperolah pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik penglaman atau  pengatahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakkan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati.
2
Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir.
Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis mahluk yang lain (Gredler, 1994; 1).
Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar, dantaranya;
1.        Behaviorisme
Para penganut teori behaviorismemeyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian didalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekan pada apa yang dapat dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran karena tidak dapat dilihat skiner beranggapan bahwa perilaku konsekuensi dari perubahan sebelumnya (semiawan, 2002;3).
Beberapa macam teori behaviorisme yang terkenal adalah;
1)      Classical conditioning (pavlov)
2)      Operarnt Conditioning (skiner)
Implementasi penerapan prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak digunakan didalam dunia pendidikan;
a)      Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut berpartisipasi secara aktif didalamnya.

3
b)      Materi pelajaran dikembangkan didalam unit-unit dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga mahasiswa mudah mempelajarinya.
c)      Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga peserta didik dapat segera mengetahui apakah respons yang diberikan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
d)     Setiap kali peserta didik memberikan respons yang benar perlu diberikan penguatan. Penguatan positif terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penguatan negatif.

2.        Kognitivisme
Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif (kognitive model) atau model perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang di tentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya.
Kognitivisme memberikan pengaruh dalam pengembangan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut;
a.    Peserta didik akan lebih mampu mengiat dan memahami sesuatun apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
b.    Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.
c.    Belajar dengan memahami lebih baik dari pada dengan hanya menghafal, apalagi tanpa pengertian.
d.   Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik.

4
3.        Teori Belajar Psikologi Sosial
Pandangan psikologi sosial secara mendatar mengungkapkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses alami. Semua orang mempunyai keinginan untuk belajar tanpa dapat di bendung oleh orang lain. Hal ini pada dasarnya disebabkan karena setiap orang memiliki rasa ingin tahu, ingin menyerap informasi, ingin mengambil keputusan serta ingin memecahkan masalah.
Menurut teori psikologi sosial proses belajar jarang sekali merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat; (1) searah (one directional), yaitu bilamana adanya stimuli dari luar menyebabkan timbulnya respons. (2) dua arah, yaitu apabila tinggkah laku yang terjadi merupakan hasil interaksi antara individu yang belajar dengan lingkungannya, atau sebaliknya.

4.        Teori Belajar Gagne
Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar;
a.         Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prisip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi disekolah.
b.        Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berfikir.
c.         Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakandan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

5
d.        Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.

B.       Ciri-Ciri dan Tujuan Belajar
Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdirri dari tiga ranah atau kawasan yaitu;
  1. Ranah kognitif (bloom,dkk), terdiri dari enam jenis perilaku;
a.       Pengetahuan, mecakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan didalam ingatan.
b.      Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari.
c.       Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d.      Analisi, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian shingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e.       Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
f.       Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
  1. Ranah afektif menurut krathwohl & bloom,dkk, terdiri tujuh jenis perilaku yaitu;
a.       Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
b.      Partisipasi , yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

6
c.       Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakkup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menetukan sikap.
d.      Organisasi, yang mncakup kemampuan yang membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e.       Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

  1. Ranah psikomotor (simpson), terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik, yaitu;
a)      Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perpedaan antara sesyatu tersebut.
b)      Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c)      Gerakan terbimbing, mencakup kemampuanmelakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniru.
d)     Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukangerakan-gerakan tanpa contoh.
e)      Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.
f)       Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.

7
g)      Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
Ketiga ranah yang dikemukakan diatas bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah, akan tetapi merupankan satu kesatuan yang saling terkait. Untuk mencapai perubahan pada aspek atau ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik, maka belajar hendaknya memperhatikan secara sungguh-sungguh beberapa prinsip yang dapat mendukung terwujudnya hasil belajar yang diinginkan.

















8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar