HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR
A.
Pengertian
Belajar
Belajar
merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana
seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk
sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang
kemampuan belajar mereeka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut menurun drastis
menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun.
Ada
beberapa terminologi yang terkait dengan belajar yang seringkali menimbulkan
keraguan dalam penggunaannya terutama dikalangan siswa atau mahasiswa, yakni
terminologi tentang mengajar, pembelajaran dan belajar. mengajar diartikan
sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang
mampu mendorong siswa unuk belajar. Dalam berbagai kajian dikemukakan bahwa
instruction atau pembelajaran sebaga suatu sistem yangg bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal.
Pengertian
belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Burton, dalam
sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities”, merumuskan pengertian
belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam buku Educational
Psychology, H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar suatu perubahan
didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. James O.
Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
1
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi
dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan abdilah (2002), belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik untuk memperolah tujuan tertantu.
Jika
kita simpulkan dari sejumlah pandangan dan definisi tentang belajar (Wragg,
1994), kita menemukan beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut:
Pertama,
belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja.
Oleh sebab itu pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembbelajar sendiri dalam bentuk
suatu aktivittas tertentu. Aktivitas ini menunjukkan pada keaktifan seseorang
dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek jasmaniah
maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya.
Kedua,
belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal
ini dapat berupa manusia ataupun objek-objek lain yang memungkinkan individu
memperolah pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik penglaman atau pengatahuan baru maupun sesuatu yang pernah
diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali
bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
Ketiga,
hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua
perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar
umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada
kebanyakkan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable).
Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai
hasil belajar tersebut dapat diamati.
2
Perubahan-perubahan
yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan
pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan hasil belajar
juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir.
Dalam
pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai
aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh
berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar
menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis mahluk yang lain
(Gredler, 1994; 1).
Berikut
ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khusus tentang
belajar, dantaranya;
1.
Behaviorisme
Para
penganut teori behaviorismemeyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian didalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman
tertentu kepadanya. Behaviorisme menekan pada apa yang dapat dilihat, yaitu
tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran karena
tidak dapat dilihat skiner beranggapan bahwa perilaku konsekuensi dari
perubahan sebelumnya (semiawan, 2002;3).
Beberapa
macam teori behaviorisme yang terkenal adalah;
1)
Classical
conditioning (pavlov)
2)
Operarnt
Conditioning (skiner)
Implementasi
penerapan prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak digunakan didalam
dunia pendidikan;
a) Proses
belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut berpartisipasi
secara aktif didalamnya.
3
b) Materi
pelajaran dikembangkan didalam unit-unit dan diatur berdasarkan urutan yang
logis sehingga mahasiswa mudah mempelajarinya.
c) Tiap-tiap
respons perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga peserta didik dapat
segera mengetahui apakah respons yang diberikan sudah sesuai dengan yang
diharapkan atau belum.
d) Setiap
kali peserta didik memberikan respons yang benar perlu diberikan penguatan.
Penguatan positif terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada
penguatan negatif.
2.
Kognitivisme
Kognitivisme
merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering
disebut model kognitif (kognitive model)
atau model perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar ini tingkah
laku seseorang di tentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan-tujuannya.
Kognitivisme
memberikan pengaruh dalam pengembangan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai
berikut;
a. Peserta
didik akan lebih mampu mengiat dan memahami sesuatun apabila pelajaran tersebut
disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
b. Penyusunan
materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.
c. Belajar
dengan memahami lebih baik dari pada dengan hanya menghafal, apalagi tanpa
pengertian.
d. Adanya
perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan, karena faktor ini
sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik.
4
3.
Teori
Belajar Psikologi Sosial
Pandangan
psikologi sosial secara mendatar mengungkapkan bahwa belajar pada hakikatnya
merupakan suatu proses alami. Semua orang mempunyai keinginan untuk belajar
tanpa dapat di bendung oleh orang lain. Hal ini pada dasarnya disebabkan karena
setiap orang memiliki rasa ingin tahu, ingin menyerap informasi, ingin
mengambil keputusan serta ingin memecahkan masalah.
Menurut
teori psikologi sosial proses belajar jarang sekali merupakan proses yang
terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksi-interaksi.
Interaksi tersebut dapat; (1) searah (one directional), yaitu bilamana adanya
stimuli dari luar menyebabkan timbulnya respons. (2) dua arah, yaitu apabila
tinggkah laku yang terjadi merupakan hasil interaksi antara individu yang
belajar dengan lingkungannya, atau sebaliknya.
4.
Teori
Belajar Gagne
Teori
belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara
behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Gagne menyimpulkan ada lima macam
hasil belajar;
a.
Keterampilan
intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prisip
dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi disekolah.
b.
Strategi kognitif,
yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur
proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat,
dan berfikir.
c.
Keterampilan motorik,
yaitu kemampuan untuk melaksanakandan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang
berhubungan dengan otot.
5
d.
Sikap, yaitu kemampuan
internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi,
kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.
B.
Ciri-Ciri
dan Tujuan Belajar
Penggolongan
atau tingkatan jenis perilaku belajar terdirri dari tiga ranah atau kawasan
yaitu;
- Ranah
kognitif (bloom,dkk), terdiri
dari enam jenis perilaku;
a. Pengetahuan,
mecakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan
didalam ingatan.
b. Pemahaman,
mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari.
c. Penerapan,
mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang
nyata dan baru.
d. Analisi,
mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian shingga
struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e. Sintesis,
mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
f. Evaluasi,
mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria
tertentu.
- Ranah
afektif menurut krathwohl & bloom,dkk, terdiri tujuh jenis perilaku
yaitu;
a. Penerimaan,
yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal
tersebut.
b. Partisipasi
, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam
suatu kegiatan.
6
c. Penilaian
dan penentuan sikap, yang mencakkup penerimaan terhadap suatu nilai,
menghargai, mengakui, dan menetukan sikap.
d. Organisasi,
yang mncakup kemampuan yang membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan hidup.
e. Pembentukan
pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai, dan membentuknya menjadi
pola nilai kehidupan pribadi.
- Ranah
psikomotor (simpson), terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik,
yaitu;
a) Persepsi,
yang mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskripsikan) sesuatu secara
khusus dan menyadari adanya perpedaan antara sesyatu tersebut.
b) Kesiapan,
yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan
terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c) Gerakan
terbimbing, mencakup kemampuanmelakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan
peniru.
d) Gerakan
terbiasa, mencakup kemampuan melakukangerakan-gerakan tanpa contoh.
e) Gerakan
kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang
terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.
f) Penyesuaian
pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola
gerak gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
7
g) Kreativitas,
mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar
prakarsa sendiri.
Ketiga
ranah yang dikemukakan diatas bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah, akan
tetapi merupankan satu kesatuan yang saling terkait. Untuk mencapai perubahan
pada aspek atau ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik, maka belajar
hendaknya memperhatikan secara sungguh-sungguh beberapa prinsip yang dapat
mendukung terwujudnya hasil belajar yang diinginkan.
8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar